Tidak ada manusia di muka bumi
ini yang paling sempurna kecuali Nabi kita Nabi Muhammad Saw. Sudah sepatutnya
dan menjadi suatu kewajiban bagi kita sebagai umatnya untuk memuliakan Nabi
Muhammad Saw. Kadang kita lupa akan hal itu, lupa membaca shalawat atasnya. Padahal
membaca shalawat bukan semata-mata Nabi yang butuh, namu kitalah yang butuh
akan syafa’atnya.
Sejarah membuktikan bahwa Nabi
Muhammad merupakan manusia paling sempurna. Dalam kitab al-Barzanji disebutkan
bahwa ketika Siti Aminah hendak melahirkan, Allah menurunkan dua perempuan yang
hendak dijadikan sebagai bidan untuk membantu proses persalinan Siti Aminah Ibu
dari Nabi Muhammad Saw. Dua perempuan itu bernama Asiah dan Maryam. Keduanya
Allah turunkan langsung dari surga. Coba kalian bayangkan, mana mungkin manusia
dilahirkan dengan bantuan bidan dari Allah yang diturunkan langsung dari surga jika
anak yang dilahirkan ini bukan manusia biasa.
Dalam kitab al-Barzanji juga
disebutkan bagaimana posisi Nabi Muhammad ketika dilahirkan. Nabi lahir dalam
posisi bersih tanpa darah dan kotoran sedikitpun layaknya manusia lahir pada
umumnya, Nabi terlahir dalam kondisi sudah di khitan, sudah terputus tali
pusarnya, dan dengan kondisi tangan ke bumi serta kepala yang menengada keatas
langit. Tangan ke bumi menunjukan sifat ketawadu’annya dan kelak akan memimpin
umatnya, kepala yang menengada ke atas langit menunjukan atas ketinggian
derajatnya. Jelas dan sudah tidak diragukan lagi bahwa hal yang demikian ini merupakan
ciri sejak lahir bahwa Nabi bukanlah manusia biasa, bahkan manusia luarbiasa,
manusia super power yang kelak akan menjadi pemimpin dan panutan bagi umatnya.
Kita harus bersyukur menjadi umat
Nabi Muhammad Saw. Kelak di akherat, beliau akan mensyafa’ati seluruh umatnya.
Beliau akan meminta kepada Allah untuk seluruh umatnya agar tidak masuk kedalam
neraka, dan yang sudah masuk neraka Nabi meminta agar mengangkatnya dan
dimasukkan kedalam surga. Namun yang jadi pertanyaan? Apakah kita sudah
benar-benar di akui oleh Nabi sebagai umatnya? Hal ini yang harus kita jadikan
sebagai bahan perenungan kita dan seluruh umat Islam lainnya. Dengan demikian,
marilah kita muliakan Nabi, marilah kita agungkan Nabi dengan memperbanyak
shalawat kepadanya, agar kelak di akhirat kita termasuk menjadi orang-orang
yang mendapatkan syafa’atnya.
Sholluu ‘Alannabii Muhammad....