Visitasi Akreditasi MTs Wathoniyah Pengarengan Tahun 2024

Visitasi Akreditasi MTs Wathoniyah Pengarengan Tahun 2024 Pada tanggal 25-26 Oktober 2024.

Linggarjati Kuningan

Kegiatan Perkemahan Siswa MTs Wathoniyah Pengarengan di Linggarjati Kuningan.

Wisuda Kelas IX 2018/2019

Kegiatan Wisuda Angkatan Pertama Siswa MTs Wathoniyah Pengarengan Tahun 2018.

MTs Hebat

MTs Wathoniyah Pengarengan.

Study Tour Yogyakarta

Kegiatan Study Tour dan Practicing English di Candi Borobudur Yogyakarta.

Tampilkan postingan dengan label LAIN-LAIN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LAIN-LAIN. Tampilkan semua postingan

Kewajiban Anak untuk Bersikap Sopan Santun semenjak Kecil




KEWAJIBAN SEORANG ANAK UNTUK BERSIKAP SOPAN SANTUN SEMENJAK KECIL
Seorang anak hendaknya sudah mulai belajar bersikap sopan santun semenjak kecil agar ketika besar sikap tersebut bisa melekat di dalam hatinya. Mengenai hal tersebut, saya akan mengutip cerita dari kitab “Akhlaq Lil Banin”  karangan Syekh Ahmad Baraja. Silahkan baca dan pahami cerita tersebut.

Begini ceritanya:
Ahmad adalah anak yang masih kecil, namun ia sudah memiliki sikap sopan santun. Olehkarenanya orangtua Ahmad  menyayanginya. Ahmad suka bertanya tentang sesuatu yang belum ia pahami.
Pada suatu  hari Ahmad membersihkan kebun bersama ayahnya. Kemudian Ahmad melihat pohon yang indah, akan tetapi bengkok. Maka Ahmad berkata dan bertanya kepada ayahnya: alangkah indahnya pohon ini, akan tetapi pohon ini bengkok wahai ayah? Ayah menjawab: Pohon ini bengkok karena sesugguhnya tukang kebun tidak merawatnya dengan cara meluruskannya semenjak masih kecil. Maka bengkoklah pohon ini. Lalu Ahmad berkata lagi “sebaiknya kita melurusknnya sekarang. Maka ayah pun tertawa dan berkata kepada Ahmad: Wahai anakku, pohon ini tidak mungkin bisa diluruskan lagi, karena sungguh pohon ini sudah besar dan sudah menjadi keras batangnya.

Dari cerita di atas, bisa kita simpulkan bahwa seorang anak yang tidak bersikap sopan santun semenjak kecil, maka tidak mungkin kita bisa mendidiknya untuk bersikap sopan santun ketika anak tersebut sudah dewasa.

ANAK YANG TA’AT





ANAK YANG TA’AT

Setiap orang tua pasti sangat mengharapkan memiliki anak yang ta’at dan juga berakhlak. Akhlak di sini yang pasti akhlakul karimah sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulallah SAW. Orang tua akan merasa berhasil mendidik anaknya manakala melihat anaknya itu ta’at dan berakhlak.
Sebagai seorang anak seringkali lupa akan hal itu. Lupa bahwa yang membuat bahagia orang tua itu hanyalah ketaatannya kepada Allah dan akhlaknya yang baik, bukan harta ataupun yang lainnya yang bersifat materi. Maka dari itu sudah waktunya kita sebagai seorang anak berusaha untuk mengaplikasikan dua hal tadi, yaitu ta’at kepada Allah dan berakhlakul karimah.
Mengenai ketaatan seorang anak, saya akan memberikan contohnya. Contoh ini saya kutip dari kitab Akhlaaq Lil Baniin karangan Syekh Umar bin Ahmad Baraja. Langsung saja kita perhatikan contoh di bawah ini.
“Hasan adalah anak yang ta’at. Setiap hari Hasan melaksanakan salat lima waktu tepat pada waktunya. Hasan rajin berangkat ke sekolah, membaca al-Qur’an, dan belajar di rumahnya. Oleh karena itu Hasan sangat dicintai kedua orangtuanya, guru-guru dan semua manusia.
Salah satu kebiasaan Hasan yaitu: mengingat Allah, mensyukuri atas nikmat Allah yang telah menjaganya sepanjang hari selama hidupnya dari bahaya, ketika hendak tidur Hasan selalu membaca doa : Bismika Allahumma Ahya wa Amuut. Itu merupakan ungkapan rasa syukur Hasan kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan pada saat tidur. Dan memabaca doa ketika bangun dari tidur: Alhamdulillah Alladzii Ahyaaanaa Ba’da Maa Ammaatanaa Wa Ilayhinnusyuur. Salah satu kebiasaannya juga yaitu ketika makan, Hasan selalu membaca: Bismillaahirrahmaanirrahiim dan ketika selesai makan, Hasan membaca doa:  Al Hamdulillah Alladzzi Ath’amani Haadza At-tha’aam min Ghoiri Jaulin Minnii Walaa Quwwatin, doa ini merupakan ucapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat makannya, karena sesungguhnya Allah adalah dzat yang maha memberikan makanan”.
Itulah contohnya anak yang ta’at kepada Allah. Alangkah bahagianya anak yang ta’at, apalagi dilengkapi dengan akhlaqul karimah. Allah akan meridlai anak tersebut dan akan memasukkannya kedalam surga.

ANAK YANG DIPERCAYA


ANAK YANG DI PERCAYA
Kepercayaan meruapakan hal yang sangat sulit untuk kita dapatkan. Kepercayaan bisa kita dapatkan jika kita sudah mampu mengemban amanah yang telah diberikan. Ada satu contoh gambaran seorang anak yang bisa dipercaya. Anak tersebut bernama Muhammad. Muhammad anak yang dipercaya, dia takut kepada Allah, oleh karenanya dia selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Pada suatu hari Muhammad berkata kepada saudaranya yang bernama Su’ad, dengan mengatakan: wahai saudaraku! Sungguh ayah sedang keluar rumah. 

MENGAGUNGKAN DAN MEMULIAKAN NABI MUHAMMAD SAW





Tidak ada manusia di muka bumi ini yang paling sempurna kecuali Nabi kita Nabi Muhammad Saw. Sudah sepatutnya dan menjadi suatu kewajiban bagi kita sebagai umatnya untuk memuliakan Nabi Muhammad Saw. Kadang kita lupa akan hal itu, lupa membaca shalawat atasnya. Padahal membaca shalawat bukan semata-mata Nabi yang butuh, namu kitalah yang butuh akan syafa’atnya.
Sejarah membuktikan bahwa Nabi Muhammad merupakan manusia paling sempurna. Dalam kitab al-Barzanji disebutkan bahwa ketika Siti Aminah hendak melahirkan, Allah menurunkan dua perempuan yang hendak dijadikan sebagai bidan untuk membantu proses persalinan Siti Aminah Ibu dari Nabi Muhammad Saw. Dua perempuan itu bernama Asiah dan Maryam. Keduanya Allah turunkan langsung dari surga. Coba kalian bayangkan, mana mungkin manusia dilahirkan dengan bantuan bidan dari Allah yang diturunkan langsung dari surga jika anak yang dilahirkan ini bukan manusia biasa. 
Dalam kitab al-Barzanji juga disebutkan bagaimana posisi Nabi Muhammad ketika dilahirkan. Nabi lahir dalam posisi bersih tanpa darah dan kotoran sedikitpun layaknya manusia lahir pada umumnya, Nabi terlahir dalam kondisi sudah di khitan, sudah terputus tali pusarnya, dan dengan kondisi tangan ke bumi serta kepala yang menengada keatas langit. Tangan ke bumi menunjukan sifat ketawadu’annya dan kelak akan memimpin umatnya, kepala yang menengada ke atas langit menunjukan atas ketinggian derajatnya. Jelas dan sudah tidak diragukan lagi bahwa hal yang demikian ini merupakan ciri sejak lahir bahwa Nabi bukanlah manusia biasa, bahkan manusia luarbiasa, manusia super power yang kelak akan menjadi pemimpin dan panutan bagi umatnya.
Kita harus bersyukur menjadi umat Nabi Muhammad Saw. Kelak di akherat, beliau akan mensyafa’ati seluruh umatnya. Beliau akan meminta kepada Allah untuk seluruh umatnya agar tidak masuk kedalam neraka, dan yang sudah masuk neraka Nabi meminta agar mengangkatnya dan dimasukkan kedalam surga. Namun yang jadi pertanyaan? Apakah kita sudah benar-benar di akui oleh Nabi sebagai umatnya? Hal ini yang harus kita jadikan sebagai bahan perenungan kita dan seluruh umat Islam lainnya. Dengan demikian, marilah kita muliakan Nabi, marilah kita agungkan Nabi dengan memperbanyak shalawat kepadanya, agar kelak di akhirat kita termasuk menjadi orang-orang yang mendapatkan syafa’atnya.
Sholluu ‘Alannabii Muhammad....

ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA

ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA

Wahai anak yang mulia, Allah Swt. Adalah dzat yang menciptakanmu dan menjadikanmu dengan bentuk yang indah. Allah memberimu dua penglihatan berupa mata yang berfungsi untuk melihat sesuatu, memberikan dua pendengaran berupa dua telinga yang berfungsi untuk mendengarkan suara, memberikan lisan untuk berbicara, memberikan dua tangan untuk melakukan suatu pekerjaan, memberikan dua kaki untuk berjalan, memberikan akal untuk mengetahui hal-hal yang baik dan buruk, memberikan nikmat berupa sehat, serta memberikan rahmat di dalam hati kedua orangtuamu sehingga mampu memberikan pendidikan yang baik kepadamu.
Maka wajib bagimu untuk mengagungkan serta mencintai Allah, kamu juga harus bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepadamu dengan cara menjalankan segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, mengagungkan seluruh Malaikat, Rasul, Nabi, salihin, dan orang-orang yang mencintai-Nya, karena Allah mencitai mereka.
Jika kamu mencintai Allah, menajalankan segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya, maka Allah akan menambah nikmat-Nya untukmu, menjadikanmu sebagai orang yang dicintai oleh selururuh manusia, menjagamu dari setiap bahaya, dan memberimu setiap apa yang kamu inginkan seperti rizki dan yang lainnya.